Analgetik atau
obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Didalam lokasi jaringan yang
mengalami luka atau peradangan beberapa bahan algesiogenic kimia diproduksi dan
dilepaskan, didalamnya terkandung dalam prostaglandin dan brodikinin.
Brodikinin sendiri adalah perangsang reseptor rasa nyeri. Sedangkan
prostaglandin ada 2 yang pertama Hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan
PG(E1, E2, F2A) yang dapat menimbulkan efek algesiogenic(Tamsuri,2007).
Nyeri sebenarnya
berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau kelainan dalam tubuh dan merupakan
bagian dari proses penyembuhan (inflamasi). Nyeri perlu dihilangkan jika telah
mengganggu aktifitas tubuh (Tamsuri,2007).
Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk
menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini digunakan
untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya
misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang
kita minum biasanya mengandung analgetik atau pereda nyeri. Pada
umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik(Tamsuri,2007).
·
Analgetik
digolongkan menjadi dua golongan:
1.
Golongan
narkotik: morfin, meperidin, metadon.
Analgetika opioid atau narkotik sering disebut analgetik
sentral merupakan turunan opium yang
berasal dari tumbuhan Papaver somniverum. Digunakan untuk meredakan nyeri
sedang sampai berat. Titik kerjanya pada SSP, umumnya dapat mengurangi
kesadaran dan memberi perasaan nyaman (euphoria). Mekanisme kerjanya dengan
mengikat obat dengan sisi reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord(Tjay dan Kirana, 2007).
Menurut Widjajanti (1991), alkaloid golongan opium, misalnya :
a. Morfina
-Sifat analgetik dari morfina berdasarkan penekanannya pada susunan saraf
sentral yang disertai dengan perasaan nyaman, menghambat pernafasan dan dapat
menimbulkan batuk.
-Penggunaannya : untuk mengobati rasa sakit yang tidak dapat disembuhkan
dengan analgetika antipiretik, misalnya pada kanker, menahan rasa sakit pada
waktu operasi, dan sebagainya.
- Metilasi gugus
fenolik OH dari morfin akan mengakibatkan penurunan aktivitas analgesik
secara drastis. Gugus fenolik bebas adalah sangat krusial untuk aktivitas
analgesik.
- Penutupan atau
penghilangan gugus alkohol tidak akan menimbulkan penurunan efek analgesik
dan pada kenyataannya malah sering menghasilkan efek yang berlawanan.
Peningkatan aktivitas lebih disebabkan oleh sifat farmakodinamik
dibandingkan dengan afinitasnya dengan reseptor analgesik.
- Beberapa
analog termasuk dihidromorfin menunjukkan bahwa ikatan rangkap tidak
penting untuk aktivitas analgesik.
- Penggantian gugus N-metil dengan proton
mengurangi aktivitas analgesik tetapi tidak menghilangkannnya. Gugus NH lebih
polar dibandingkan dengan gugus N-metil tersier sehingga menyulitkannya
dalam menembus sawar darah otak akibatnya akan menurunkan aktivitas
analgesik. Hal ini menunjukkan bahwa substitusi N-metil tidak terlalu
signifikan untuk aktivitas analgesik. Sedangkan penghilangan atom N akan
menyebabkan hilangnya aktivitas.
- Cincin aromatik memegang peranan penting dimana jika senyawa tidak memiliki cincin aromatik tidak akan menghasilkan aktivitas analgesik. Substitusi pada cincin aromatik juga akan mengurangi aktivitas analgesik.
b. Codein
-Dapat menekan batuk dan sering digunakan sebagai obat batuk. Codein sering
dikombinasi dengan asetosal, fanasetina dan cofeina untuk mengurangi rasa sakit
yang tidak begitu keras
-Kerja ikutannya berupa sembelit dan alergi
- Dosis oral 8 – 65 mg, tiap 3-4 jam, tergantung pada kebutuhan
penderita
2.
Golongan
nonnarkotik: analgetik antipiretik dan NSAID.
Analgetik ini terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Menurut
Widjajanti (1991) analgetik perifer dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, yakni:
·
Parasetamol
·
Salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilat
·
Penghambat Prostaglandin (NSAID): ibuprofen
·
Derivat-derivat antranilat :mefenaminat, asam
niflumat glafenin, dan floktafenin
·
Derivat-derivat pirazolinon :aminofenazon, isopropil
fenazon, isopropyl amino fenazon, dan metamizol
·
Lainnya : benzidamin (tatum).
Berdasarkan struktur dapat dibagi:
·
Turunan Asam Salisilat
·
Turunan Anilin & para Aminofenol
·
Turunan 5-Pirazolon & Pirazolidindio
·
Turunan Asam N -Arilantranilat 40
·
Turunan Asam Arilasetat &
Heteroarilasetat
·
Turunan Oksikam
·
Turunan Lain-lain
Obat-obat ini mampu menghilangkan
atau menghalau rasa nyeri, tanpa mempengaruhi sistem syaraf pusat atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga
berdaya antipiretis dan/ atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan
sebagai obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman,
selesma, pilek) dan peradangan seperti rema dan encok. Obat-obat ini banyak
diberikan untuk nyeri ringan sampai sedang, yang penyebabnya beraneka ragam,
misalnya nyeri kepala, gigi, otot atau sendi, perut, nyeri haid, nyeri akibat
benturan, kecelakaan (trauma). Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak. Pada
nyeri lebih berat misalnya setelah pembedahan atau fraktur (patah tulang),
kerjanya kurang ampuh (Tjay dan Kirana, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri,
A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan
Nyeri.EGC, Jakarta.
Tjay, T.H., dan K. Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting.Gramedia,
Jakarta.
Widjajanti,
V.N. 1991. Obat-Obatan.Kanisius, Yogyakarta.
PERMASALAHAN
1.
Dilihat dari efek setelah pemakaian
obat, analgetik narkotik menyebabkan kehilangan kesadaran, dari struktur
senyawa apa yang membuat hal tersebut terjadi?
2.
Penggolongan analgetik non narkotik
banyak, golongan mana yang memberikan efek yang baik? Berikan alasannya
3.
Obat analgetik memiliki beberapa efek
samping, apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek samping tersebut?
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3,salah satu efek samping dari analgesik adalah gangguan pada lambung, untuk mengurangi efek samping tersebut sebaiknya obat-obat analgetik dikonsumsi setelah makan atau mengkonsumsi obat analgetik dalam bentuk salut selaput
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2. Menurut saya analgetik nonnarkotik yang baik yaitu jika sedikit efek samping, contoh nya yaitu paracetamol, obat ini punya sedikit efek samping dibanding analgetik yang lain, selain menghilangkan rasa sakit, parasetamol juga dapat menurunkan suhu tubuh
BalasHapushai rima saya akan menjawab pertanyaan no 3. Hal yang bisa di lakukan yang paling utama adalah menurunkan dosis terlebih dahulu dan menyesuaikan dosis dengan kondisi fisiologis tubuh dari pasien dan memperhatikan tentang usia, jenis kelamin, kontra indikasi yang dimiliki, dan lainnya, namun ada juga cara lain yang dapat digunakan yaitu memodifikasi struktur dari obat seperti pada turunan asam salisilat yaitu : Mengubah gugus karboksil melalui pembentkan garam, ester atau amida. Tutunan tipe ini mempunyai efek antipiretik rendah dan lebih banyak untuk penggunaan setempat sebagai counterirritant dan obat gosok karena diabsorpsi dengan baik melalui kulit. Contoh : Metilsalisilat.
BalasHapus